Perkembangan gadget sungguh mencengangkan. Hamper setiap bulan selalu tersedia penawaran barang baru. Hari ini muncul produk baru mungkin esoknya akan disalip produk lainnya. Terus berulang dan berganti setiap hari. Namun, saya memilih bertahan dengan gadget model lama. Saya memilih produk HP lama sebagai piranti pelengkap kehidupan dan kebutuhan. Karena itu pula, saya sering ditertawakan.
Saya memiliki empat HP: satu GSM dan tiga CDMA. Keempat HP itu merupakan produk lama alias usang. Namun, saya memilih memertahankan HP itu daripada membeli HP produk baru. Saya memiliki lima alasan untuk memertahankan keempat HP lamaku. Kelima alasan itu sebagai berikut.
Batrei Awet
Saya menggunakan alasan ini sebagai alasan utama. Ternyata, HP lamaku memiliki kualitas batrei yang sangat bagus. Batrei itu sangat efisien penggunaan stroom. HP-ku bisa bertahan sekitar sehari penuh tanpa charge ulang meskipun digunakan secara penuh. Dan itu teramat membantuku karena saya tak perlu membawa charger.
Harga Murah
HP-ku yang paling mahal berharga Rp 450.000 waktu itu. Jika dihargai sekarang, mungkin HP-ku hanya berkisar Rp 200.000. Bahkan, HP CDMA-ku ada yang hanya berharga Rp 100.000. Namun, saya memiliki HP itu sejak produk baru. Saya membeli produk HP itu sejak dikenalkan lewat iklan sekitar tahun 2007-an. Itu berarti bahwa saya menjadi pemegang tangan satu sejak baru.
Suara sangat Jernih
Meskipun barang lama, HP-ku memiliki kualitas suara yang sangat bagus, jernih, dan jelas sekali. Kualitas suara itu tidak kalah dengan produk terbaru. Jarang sekali saya harus berteriak-teriak karena kualitas suara yang jelek. Mungkin kualitas suara itu disebabkan piranti kerasnya atau hardware-nya memang berkualitas bagus.
Chasing-nya Elastis
Saya memiliki tiga anak laki-laki. Ketiga anakku suka bermain atau memainkan HP-ku. Oleh karena itu, HP-ku sering jatuh atau dijatuhkan. Dari peristiwa itulah, saya menemukan hikmah. Jika saja HP berharga mahal, saya tentu sudah menanggung kerugian yang teramal besar. Saya sangat bersyukur karena chasing-nya elastis sehingga tidak mudah pecah meskipun sering jatuh.
Pencuri Tidak Tertarik
HP-ku sering tertinggal di banyak tempat. Namun, HP-ku sering kembali utuh. Pernah saya mengikuti kerja bakti atau gotong royong di kampungku. HP-ku jatuh. Namun, HP-ku kembali kepada pemiliknya utuh. Pernah pula HP-ku tertinggal di teras rumah ketika saya dan anak-anak pergi. Namun, HP-ku lagi-lagi tidak memancing minat pencuri untuk mengambilnya. Mungkin pencuri itu berpikir, “Lebih baik nyawa saya daripada HP jadul itu.”
Dalam banyak kesempatan, saya sering mengisi kegiatan diklat, motivasi, dan perkuliahan. Reata peserta memiliki HP yang teramat bagus dan mahal. Pada waktu itu, mereka sering memainkan HP-nya. Atas kebiasaan itu, saya sering menyindir seraya menunjukkan HP-ku. Dan betapa kagetnya mereka. Ternyata, mereka sama sekali tak menyangka bahwa saya justru memilih dan memiliki HP produk lama. Dan akhirnya mereka pun enggan berkomentar seraya menyimpan HP-nya. Itulah adalah niatan: memiliki rasa malu!
0 komentar:
Posting Komentar